Agus

Wah… gak nyangka banget bisa ketemu lagi sama Agus setelah hampir 2tahun, kalau nggak salah. Ternyata, banyak yang berubah dalam diri Agus, kecuali satu: tinggi badannya. :p

Ah, tapi sebelum menguak siapa sebenarya sosok Agus, gue ingin bertutur dulu tentang proses menjelang pertemuan dengan si Agus yang super duper amat sangat really really nyebeliiiin -,-

Ceritanya semalem gue ketinggalan kereta yang jam 8.00 dan keretanya baru ada lagi 45menit setelahnya. Bah, timbang nunggu kereta malem-malem di stasiun yang menyeramkan, mending gue naik bis walaupun jadi rada jauh.

Naik TransJakarta lah gue. Sampai pas lagi buru-buru mau nyambung bis dari Blok M, eh ada mbak-mbak yang minta tolong untuk ikut riset mereka tentang salah satu produk pasta gigi. Duh, udah gue bilang rumah gue masih jauh n sudah terlalu malam, tetap aja mereka maksa. Kurang 3 responden lagi, katanya. Oke, berhubung gue orang yang baik, gue terimalah permohonan maksa mereka dengan hati yang agak dongkol (hehe, apanya yang orang baik coba? :p).

Proses riset memakan waktu kurang lebih 15menit. Setelah diminta menonton iklan pasta gigi yang sedang mereka riset, dimulailah sesi tanya jawab. Nah, satu pertanyaan yang paling gue ingat:
A: Mba memakai produk kami?
B: Nggak. Hehe.
A: Mba tau Unilever?
B: Tau (sinis)
A: Mba tau kalau produk kami adalah produk Unilever?
B: Tau (sinis)
A: Setelah tau kalau produk kami dari Unilever, mba mau memakai produk kami?
B: NGGAK!
A: Ooh… (tersenyum kecut)
*dia kira gue bakal terrayu kali yeeesss, kalau tau itu produknya siapa. Sok terkenal banget itu U*ilev*r! -,-

Then… mari bercerita tentang Agus. Pertemuan terakhir gue dengan Agus terjadi secara nggak sengaja waktu gue masih menjadi pengguna setia MM69 (ah, terpaksa juga dink). Setelah beralih ke kereta demi nggak bersitatap dengan macetnya Jakarta, gue seperti lupa akan sosok Agus.

Kalau kalian mengira Agus adalah korban cinlok gue, kalian salah besarrr! Pasalnya, hingga saat ini Agus nggak kenal siapa gue walaupun sebelumnya gue pernah menyapa dia duluan. Tapi gue yakin banget kalau doi sudah lupa.

Warna kulitnya masih tetap sama: keling, bahkan lebih keling. Tatapan bla hitam matanya masih tajam. Rokok yang diletakkan di atas daun telinganya juga masih ada seperti pertemuan terakhir kami. Bedanya, tinggi badannya sudah bertambah 30cm (pasti doi sudah baligh). Rambutnya dipakaikan bando (padahal nggak lebat-lebat aming). Dan yang makin bikin gue heran, kemuraman di wajahnya sudah sirna. Berganti dengan cengengesan yang selalu mambersamai pekerjaannya. Gue turut senang kalau doi senang. (:

Awalnya gue masih terbawa mood dongkol karena riset yang agak maksa tadi. Tapi setelah bertemu Agus n mendapat sedikit informasi tentang Agus dari orang yang duduk di samping gue (istrinya supir MM69), mendadak hati gue jadi berbunga-bunga sekaligus sedih. Kayaknya ini takdir baik di tengah rutinitas. Terima kasih, Mbak-mbak yang sudah memaksa ikutan riset kalian. Kalau gue nggak menuruti kemauan kalian, pasti gue nggak bertemu si Agus. 😀

Dari itu orang, gue jadi tau kalau umur si Agus ternyata sudah 15-an tahun, meninggalkan bangku sekolah sebelum tamat SD, setelah asik dengan dunia jalanan. Yap, Agus, seperti yang sering gue dan kalian temui di jalanan, adalah bocah korban kekerasan Jakarta. Mungkin doi nggak salah, hanya saja nasib memilihnya terlahir dari orang tua kalangan pinggiran Jakarta, yang mengharuskannya mencari nafkah demi bisa menyambung hidup di Jakarta dengan menjadi kernet MM69.

Kalau kalian nanti berkesempatan bertandang ke Jakarta dan naik MM69, pethatiin deh kernetnya. Kalau ada ABG pendek, keling, bermata tajam, berbando, memakai kaos plus celana jeans lusuh 7/8, sebatang rokok di atas daun telinganya, serta mimik muka yang lebih tua dari usianya… itulah Agus.

Tapi kalau nggak bertemu dengan Agus, tenang aja, masih banyak bocah serupa korban kerasnya Jakarta. Moga Allah memilihkan presiden sekaligus gubernur yang lebih peduli sama si Agus dan kawan-kawannya. 😦

6 comments

  1. liadisini · September 7, 2012

    😦
    Aamiin

  2. pianochenk · September 7, 2012

    Nurje, diperhatiin kamu jadi rajin posting ye, maluuu euyyy *blogku bedebu*

    Ga berani euy ngobrol ama kernetnya, sudah suudzon duluan.

    • hanajrun · September 7, 2012

      Hehe. Cuma ngeblog yang ampuh membunuh kebosanan rutinitasku, Mba, walopun nulisnya cuma yang ringan2 aja (:

      Ayo dilap lagi blog-nya biar ga bedebu. Pasti banyak yg bisa dishare yg cm ada di Kendari (:

      Aku jg liat2 klw mw ajak ngobrol orang. Berhubung si Agus msh piyik, pede aja (:

  3. Faraziyya · September 8, 2012

    pertemuan sebelumnya dengan agus, dimana kak?

    salam kenal kak enje 🙂

    • hanajrun · September 8, 2012

      Di tempat yg sama: MM69 di sepanjang Ciledug-Blok M(:

      Salam kenal juga, Ziii… 😀

Tinggalkan komentar